
Apabila Ibadah kita dipolitisir, pantaskah kita berharap kepada Allah untuk mengabulkan doa-doa kita? Bukankah kita baru sangat rajin berdoa jika mendapatkan kesusahan? Namun ketika kedudukan sudah aman, masihkah kita mengingatnya?
Lanjutkan Bacanya »»
Boro-boro kita ingat Allah, seumpamanya ni, ketika kita sukses menjalankan suatu program kita beranggapan bahwa hasil yang dicapai adalah hasil jerih payah kita sendiri, padahal kalau kita mengimani bahwa hasil tersebut idak lain adanya campur tangan Allah yang Maha Kuasa. Tanpa campur tangan Allah tidak mungkinlah kita bisa mencapai kesuksesan yang kita idam-idamkan.
Pada dasarnya tabiat manusia diatas sebenarnya sudah tak asing bagi Allah sebagaimana Firman-Nya di Surah 41 QS. Fusshilat ayat 51 yang artinya " Apabila Kami berikan nikmat kepada Manusia, dia berpaling dan menjauhkan diri, tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa"
Mungkin diantara kita walupun ibadahnya yang pas-pasan, menginginkan sesuatu lalu ia berikhtiar dan berdoa, Doa yang kita inginkanpun akhirnya dijabah oleh Allah. Itulah tanda Kasih sayang Allah kepada Manusia.
Mungkin diantara kita ada juga yang berdoa namun belum juga di jabah oleh Allah. Pada dasarnya Allah mengabulkan doa kita hanya saja apa yang kita pinta Allah ganti dengan yang lain tanpa sepengetahuan kita karena mungkin saja apa yang kita pinta baik menurut kita tapi tidak baik akibatnya menurut Allah .
Bagi doanya yang belum dikabulkan Allah, marilah kita berinstropeksi diri, mungkin ada diantara kita yang ibadahnya harus dibenahi dan perbaiki. kemudian banyaklah beristigfar mohon ampun kepada Allah karena Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang, maksimalkan ikhtiar kita dan terus-menerus berdoa dan tetap berprasangka baik pada Allah.